Sejarah Opera House Sydney yang tersebut Diresmikan 50 Tahun Lalu, Awalnya Tidak Disukai
jalanjalanseru.com – Jakarta – Opera House Sydney atau Gedung Opera Sydney, pada Port Jackson (Sydney Harbour), New South Wales, Australia, diresmikan 50 tahun lalu, tepatnya 20 Oktober 1973, oleh mendiang Ratu Elizabeth. Bangunan ini miliki atap yang digunakan unik, terdiri dari serangkaian cangkang yang mana menjadikannya salah satu bangunan yang mana paling banyak difoto dalam dunia.
Ide pembuatan bangunan ini muncul pada 1947, ketika konduktor tetap Orkestra Simfoni Sydney, Eugene Goossens, merasa ada kebutuhan akan infrastruktur musik yang tersebut tiada hanya sekali menjadi rumah bagi orkestra simfoni tetapi juga bagi grup musik opera dan juga kamar pada kota ini. Pemerintah New South Wales, dengan Perdana Menteri New South Wales Joseph Cahill, yang dimaksud setuju bahwa kota ini harus mendapatkan pengakuan sebagai ibu kota budaya dunia, memberikan persetujuan resmi juga pada 1954 membentuk kelompok penasihat, Komite Gedung Opera, untuk memilih lokasi.
Setelah itu, diadakan kompetisi yang diikuti oleh 233 arsitek di dalam seluruh dunia sampai akhirnya terpilih Jrn Utzon, seseorang arsitek Denmark yang mendesain gedung ini. Menurut kabar, desain pemenang Utzon pada awalnya ditolak, tapi akhirnya dipilih oleh salah satu juri, arsitek Finlandia-Amerika, Eero Saarinen.
Kompetisi ini menarik peserta dari lebih banyak dari 30 negara berbeda. The Brown Book, sebuah dokumen yang tersebut menjelaskan kualifikasi kompetisi, mencantumkan beberapa spesifikasi arsitektur: Struktur hal itu memerlukan aula utama dengan kapasitas 3.000 hingga 3.500 orang (tetapi struktur yang dimaksud telah terjadi selesai memiliki kapasitas kurang dari 2.700) lalu tempat parkir untuk 100 mobil. Rencana yang disebut juga mengkaji topik-topik seperti ventilasi juga rute keluar. Selain itu, para desainer didorong untuk menggunakan imajinasi mereka, kemudian penyelenggara tak membatasi berapa banyak biaya yang dimaksud harus dikeluarkan untuk mewujudkan rencana tersebut.
“Hanya gambar hitam putih, berisi denah kemudian gambar, yang mana diminta, serta laporan yang dimaksud harus sesingkat mungkin, belaka menjelaskan hal-hal yang tersebut tak dapat dengan mudah dijelaskan dalam gambar,” demikian bunyi kutipan The Brown Book.
Opera House Sydney menghabiskan anggaran secara besar-besaran dikarenakan terlambat diselesaikan satu dekade. Awalnya, gedung ini tidaklah diterima dengan baik oleh Australia. Meskipun demikian, atap berbentuk cangkangnya yang menakjubkan telah terjadi menjadikannya simbol arsitektur juga Situs Warisan Dunia UNESCO, menarik lebih banyak dari 10 jt wisatawan setiap tahunnya.
INDIAN EXPRESS | BRITANNICA
Leave a Reply